Rabu, 27 Juli 2011

Soal : tugas manajemen pemasaran
Sebagai tim pemasaran sebuah pemasaran yang baru didirikan dan menjual produk baru kemasyarakat, bagaimana cara saudara menetapkan harga dan mengenalkan produk baru tersebut kepada masyarakat agar produk tersebut bisa diterima.
konsep jawaban : pelajari lagi dan di edit....kumpul besok sabtu dan boleh ditulis tangan pada kertas polio.

Cara-Cara Penetapan Harga Produk
Suatu perusahaan dalam menetapkan harga produk umumnya berorientasi pada 3 hal, yaitu:
(1) Penetapan harga yang berorientasi biaya,
(2) Penetapan harga yang berorientasi permintaan, dan
(3) Penetapan harga yang berorientasi persaingan.

Berikut penjelasannya.
Penetapan Harga yang Berorientasi Biaya

Kebanyakan suata perusahaan menetapkan harga berdasarkan biaya yang dikeluarkan. Umumnya semua biaya, termasuk pengalokasian biaya tambahan, selalu berubah dan dibuat berdasarkan perkiraan tingkat pelaksanaan. Penetapan harga yang berorientasi biaya biasanya dilakukan dalam perdagangan eceran (bahan makanan, mebel, kerajinan, pakaian) dan pesanan karena biayanya sulit ditentukan sebelumnya, seperti pembuatan bangunan dan mesin yang khusus.

Hal-hal yang perlu menjadi pedoman dalam penetapan harga yang berorientasi biaya adalah :

1. Presentase kenaikan harga harus berbanding terbalik dengan harga satuan. Artinya, semakin rendah harga satuan, semakin tinggi presentase kenaikan harga. Contoh: Sebuah dompet yang semula harganya Rp. 20.000 dapat dijual dengan harga Rp. 40.000.-atau terjadi kenaikan harga sebesar 100 %. Sementara seperangkat meja kursi yang harganya Rp. 300.000 dapat dijual dengan harga Rp 450.000 atau kenaikan harga relatif lebih rendah sebesar 50 %.

2. Tingkat kenaikan harga harus berbanding terbalik dengan harga penjualan. Artinya, bila suatu produk semakin sering dibeli, maka kenaikan harga semakin sedikit. Semakin sedikit produk tersebut dibeli, semakin tinggi kenaikan harganya. Sebagai contoh: Surat kabar, rokok dan sabun mandi akan memiliki kenaikan harga yang lebih rendah dari peralatan elektronik seperti komputer, televisi, lemari es, dan mesin cuci.

Penetapan Harga yang Berorientasi Permintaan.

Penetapan harga sebagian besar berdasarkan pada banyak permintaan. Apabila permintaan banyak, harga yang dikenakan akan tinggi. Akan tetapi, bila permintaan sedikit, harga yang dikenakan akan rendah walaupun dalam kedua kasus di atas harga satuan yang berlaku mungkin sama. Harga dapat berbeda-beda berdasarkan konsumen. Harga yang lebih tinggi diberikan kepada pembeli yang tidak mempedulikan harga, dan harga yang lebih rendah diberikan pada pembeli yang memperhatikan harga. Penetapan harga seperti ini dapat menghancurkan kepercayaan konsumen dalam jangka panjang.

* Harga dapat berbeda berdasarkan tempat. Contahnya, tempat duduk di stadion dan bangunan ruko yang disewakan.
* Harga juga dapat berbeda-beda menurut waktu, misalnya produk musiman dan minuman.
* Harga dapat berbeda-beda berdasarkan versi produk. Versi-versi produk yang agak berbeda diberi harga yang berbeda, tetapi tidak sebanding dengan biaya marginal masing-masing. Contoh, satu kotak susu pasterisasi dengan harga kemasan seharga Rp. 2.500 dapat dijual seharga Rp. 5.000. Sedangkan satu kotak susu pasterisasi yang sama dengan harga kemasan Rp. 1.500 dapat dijual dengan harga Rp. 3.000,-

Penetapan Harga yang Berorientasi Persaingan.

Penetapan harga dilakukan bila harga tersebut sebagian besar ditentukan oleh harga pesaing yang lain. Dalam hal ini harga tidak perlu sama. Perusahaan dapat mempertahankan harga produknya lebih tinggi atau lebih rendah dari harga produk pesaing dalam batasan presentase tertentu. Jenis penetapan harga ini biasanya digunakan untuk menyaingi produk yang tidak berbeda, seperti beras, minyak goreng, tepung terigu, gula pasir dan lain-lain. Penetapan harga yang berorientasi persaingan juga dapat digunakan dalam penawaran kontrak.(diskopjatim)

Ketika suatu perusahaan telah menetapkan harga dasar dari suatu produk barang atau jasa maka perusahaan dapat menentukan strategi harga dengan mempertimbangkan berbagai faktor seperti harga kompetitor, tujuan perusahaan dan daur hidup produk. Strategi tersebut dapat digunakan untuk produk yang baru maupun yang lama sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.

Berikut ini merupakan berbagai pilihan teknik / strategi penentuan harga :
. Stretegi Penentuan Harga Pada Produk Baru
1. Skimming Price
Strategi skimming adalah menetapkan harga awal yang tinggi ketika produk baru diluncurkan dan semakin lama akan terus turun harganya. Contoh handphone nokia, laptop, komputer, dan lain sebagainya.
2. Penetration Price / Harga Penetrasi
Strategi harga penetrasi adalah menentukan harga awal yang rendah serendah-rendahnya atau murah dengan tujuan untuk penetrasi pasar dengan cepat dan juga membangun loyalitas merek dari pada konsumen. Contoh : tarif layanan operator baru three / 3, mie selera rakyat, so klin MB, dan lain-lain.

4 CARA MENJUAL PRODUK

Di masa sekarang ini dengan banyaknya kompetitor yang berada di area pemasaran kita,harusnya kita harus bisa mensiasati teknik-teknik menjual produk kita.bagaimanapun juga pemasaran merupakan busur panah dari sebuah usaha,semakin melesat busurnya semakin melesat pula usaha yang sedang dirintis.
Adapun kiat-kiat kita dalam memasarkan produk,tidak lepas dari sejauh mana kita menguasai segala sesuatu yang ada pada produk kita tersebut.

1.Kita harus tahu tentang kualitas produk yang kita tawarkan
Apapun bentuk produknya,kita seharusnya tahu tentang kelebihan-kelebihan produk tersebut,sehingga dalam kita memasarkannya tidak akan terjadi kesulitan menghadapi pertanyaan dari calon-calon pelanggan kita.Untuk itu sekiranya dalam keseharian kita hendaknya selalu memakai produk kita sendiri,sehingga sejauh mana kualitas produk tersebut dapat kita rasakan secara langsung.

2.Kita harus tahu pangsa pasar produk tersebut
Demikian juga dengan segmen pasar yang kita bidik,seyogyanya sebelum kita memulai pemasaran harus melakukan survey pasar.Hal ini kita lakukan agar dalam pemasaran produknya dapat menghasilkan sesuai yang kita harapkan.Sebagai contoh,seorang penjual pakaian menjual dagangannya dengan harga minimal Rp.100.000,-/pcs di pasar yang terletak di desa,kita tahu bahwa di desa untuk menjual barang-barang yang notabene bukan kebutuhan pokok akan membutuhkan kesabaran,apalagi menjual dengan harga tinggi dapat dipastikan produk akan sulit untuk dijual.

3.Kita harus tahu tentang kompetitor kita
Kompetitor…? ya ! bagaimana mungkin kita yang baru merintis suatu usaha langsung dapat bersaing dengan kompetitor yang sudah puluhan tahun.Sebagai contoh,kita membuka toko retail sembako baru di sebelah toko grosiran sembako yang sudah punya nama dengan pelanggan setia.Kalau kita paksakan itu sama saja dengan bunuh diri.Semestinya kita juga harus bersaing dengan toko / penjual yang sekelas dengan kita.

4.PROMOSI
Salah satu cara paling ampuh…ya..! itu adalah salah satu cara yang menurut saya paling jitu disamping faktor-faktor diatas tadi. Banyak orang menganggap bahwa promosi hanya buang-buang uang,padahal menurut beberapa teman saya yang kebetulan manajer pemasaran di sebuah perusahaan rokok mengatakan promosi merupakan bagian dari investasi.Perlu bukti ? saya memberikan sedikit contoh kecil,saya pernah iklan di sebuah harian surat kabar di semarang mengenai produk saya.Memang pada waktu iklan,kita harus mengeluarkan biaya yang menurut saya agak lumayan mahal,tetapi saya tidak punya pilihan kecuali harus mengenalkan produk saya secara luas.Hal itu saya lakukan secara rutin tiap minggu.Dan secara tidak terduga,ternyata iklan saya mempunyai efek yang cukup besar,karena rata-rata orang yang mengenal produk saya mengetahuinya dari membaca iklan,setelah beberapa lama seiring meningkatnya jumlah permintaan,maka iklan saya hentikan untuk dapat fokus memberikan pelayanan kepada para pelanggan.Adapun cara-cara promosi dapat melalui : membuat brosur,spanduk,poster,ataupun cara yang sekarang ini telah berkembang dengan melalui internet.


Trik Memperkenalkan Produk Baru


"Peluang bisnis di Indonesia sangat banyak, hanya perlu membuat sesuatu yang berbeda dan belum pernah ada sebelumnya," papar Juananda Sutan Assin, pemilik brand lokal lapTopper, kepada Kompas Female.
Nana, panggilan akrab ibu tiga putra ini, mengatakan cara ini menjadi kunci keberhasilan produk untuk diterima pasar. Tentu saja sejumlah faktor lain juga turut menentukan bagaimana produk lokal dengan brand baru bisa diterima pasar, seperti:

* Berani mengambil risiko
Risiko menjadi faktor yang ditempatkan paling depan dalam memulai bisnis. Nana menerapkan hal ini dalam menjalani usahanya. Membawa 50 item lapTopper dalam pameran di Singapura, dengan harapan pasar menyukai produk baru ini, memberikan hasil yang tak terduga sebelumnya. Meski begitu, Nana tetap mengedepankan risiko, dan siap menerima jika ternyata produk tak menarik minat pasar. Nyatanya, orisinalitas dan kesiapan atas risiko justru membuat produk semakin laris dan mendapat pelanggan tetap dari satu kali pameran ini.

* Intensitas waktu
Merintis bisnis dengan produk baru dikenal pasar butuh perhatian khusus. Perlu satu tahun bagi Nana untuk memperkenalkan produk. Orisinalitas dan kemampuan pebisnis menangkap kebutuhan dan peluang pasar memang memegang peranan, hingga akhirnya permintaan lapTopper semakin tinggi. Kapasitas produksi pun bisa mencapai 2.000 item. Konsisten pada bisnis dari segi waktu dan komitmen menentukan keberhasilan bisnis.

* Fokus pada bisnis yang sedang dibangun
Keterlibatan langsung pemilik dalam membangun bisnis menjadi kunci penting. Nana bersama suaminya fokus penuh, mulai dari pengenalan produk, menjual langsung di setiap pameran, hingga pada pengembangan produk kepada konsumen lebih besar, personal, maupun korporasi. Karyawan tetap dibutuhkan dalam kaitannya dengan produksi dan proses pengiriman barang. Namun terkait dengan manajemen bisnis, keuangan dan produk, pemilik perlu terjun langsung pada tahap pengembangan awal bisnis.

* Aktif berpromosi
Mengikuti berbagai ajang promosi, seperti pameran atau bentuk kerjasama lainnya, sangat menunjang keberhasilan produk menjaring pasar. Pebisnis perlu mengambil risiko, meski dibutuhkan biaya tak sedikit untuk promosi. Nilai lebih dari produk orisinal adalah daya jual yang tinggi. Biaya tinggi yang dikeluarkan untuk promosi ke luar negeri, misalkan, adalah risiko yang harus ditempuh. Yakini bahwa produk dibutuhkan konsumen, dan mampu menarik minat pasar.

* Membangun trust dengan pelanggan
Kepercayaan konsumen muncul dari bagaimana cara pebisnis membangun relasi. Hal utamanya terletak pada kepuasan atas produk tersebut, dan pelayanan dari pemilik usaha. Nana meyakini, pengiriman tepat waktu, dan pemilik selalu siap merespons permintaan kapan pun, menjadi kunci penting membangun kepercayaan. Pebisnis juga perlu memahami apa yang diinginkan pelanggan. Komunikasi yang baik juga menentukan bagaimana kepercayaan terbangun dengan relasi bisnis.